Sunday, August 10, 2008

Sunday Testimonies: Ibu Mency dan Michael Saputra

Dear LJers,

Minggu ini kita bikin kebaktian yang emphasis-nya ke mendoakan terjadinya revival di kelangan anak muda. Ada dua kesaksian di kebaktian kali ini. Yang pertama adalah dari tante Mency (by the way, tante Mency kelihatan stylish banget hari ini). Tante Mency cerita bagaimana kuasa doa itu sangat menentukan dalam perubahan anaknya yang sempet kena jerat narkoba. Singkatnya tante Mency memberikan beberapa prinsip penting dari pengalamannya bersama Tuhan.

Pertama, jangan berhenti berdoa. Jadi, berdoa terus sampai dijawab. Kita nggak tahu kapan Tuhan menjawab: bisa aja 10 atau 20 tahun (lama amat ya tante!). Tapi kita jangan jemu dan tetaplah berdoa. Kedua, menyembah Tuhan terlebih dahulu itu penting sebelum berdoa. Tante Mency bercerita bahwa Tuhan mengajar dia untuk menyembah Tuhan sampai hati menjadi tenang, baru setelah itu mulai berdoa. Artinya bisa saja bernyanyi sampai beberapa lagu sampai larut dalam hadirat Tuhan. Sebelum berdoa bisa saja kita membaca alkitab, meminta firman dari Tuhan untuk kita. Barulah doa disampaikan di hadapan Tuhan. Tante Mency mendorong kita semua untuk mengalami Tuhan dalam doa.

Kesaksian kedua adalah dari Michael Saputra. Michael share mengenai pekerjaan baru yang ia terima minggu lalu. Setelah berdoa sekian bulan lalu, ada perusahaan yang mewawancarai dia dan akhirnya ia diterima. Di pekerjaan barunya ini, Michael diberikan lima tanggung jawab (banyak juga ya Mike). "Ternyata memang Tuhan punya jalan yang luar biasa dan tak terselami," ungkapnya kepada jemaat. Kalau kita mengikuti jalan Tuhan, melalui proses apapun, kita akan dibawa kepada jawaban dari Tuhan. "Buat siapa saja di sini yang sedang berdoa untuk pekerjaan, mintalah kepada Tuhan, dan percaya bahwa Tuhan akan menuntu kita sesuai jalanNya," papar Michael yang murah senyum ini. Selamat ya Mike!

Sunday, August 3, 2008

Sunday Testimonies: Yopie Roetanto

Hari Minggu ini kebaktian di JCB Lion of Judah diawali dengan sebuah kesaksian yang unik. Kak Yopie Roetanto, worship leader minggu ini, tahu-tahu ngomong bahwa dia mau bersaksi. Kesaksiannya adalah bahwa sekitar 6 bulan lalu, adiknya (Jely) sempat ditahan polisi karena suatu masalah. Dan hari ini dia baru saja bebas (puji Tuhan kak Yopie!). Tapi prosesnya tentu saja tidak mudah.

Kak Yopie menjelaskan bagaimana keluarganya (khususnya papa, mama, dan kak Yope sendiri) sangat dibentuk oleh Tuhan karena kejadian ini. Dana mereka terkuras cukup besar, sampai kak Yopie sendiri sempat menunda rencana pernikahan tahun ini ke tahun depan (di momen ini cukup mengharukan...). Tapi keluarga mulai terus menerus bersatu dalam doa. Walaupun sangat terasa berat, tapi kak Yopie memilih untuk datang pada Tuhan, bukan pada yang lain. Sampai pada akhirnya terjadi pertolongan Tuhan yang luar biasa.

Pesan kak Yopie, dirikanlah mezbah doa dalam setiap keluarga. Jangan tunggu sampai ada masalah terjadi. Kuasa doa sangat luar biasa untuk mematahkan serangan musuh dan kuasa kegelapan. Doa yang sehati pasti membawa jalan keluar. Kesan lain dari kesaksian yang sungguh mengharukan ini, para brothers kita--kaum lelaki maksudnya--pelu belajar tuh untuk mengungkapkan emosinya. Jangan ditahan dan disembunyikan. Beranilah terbuka dan membagikan hidupmu pada orang lain.

Kesaksian ditutup dengan awesome times of worship. God is good!

Monday, April 28, 2008

Bukan Lagi Kemarahan, Tapi Damai Sejahtera

“... setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” --Yakobus 1:19-21

Nasihat Yakobus ini mengandung pengertian yang vital bagi hubungan pribadi kita dengan Tuhan: firman yang berkuasa menyelamatkan jiwa kita hanya dapat tertanam dan berbuah maksimal jika diterima dengan hati yang lemah lembut, bukan dengan hati yang penuh kemarahan. Hati yang penuh kemarahan adalah penghalang hubungan yang akrab dengan Tuhan, karena sikap seperti ini membuat anda sulit menerima pernyataan isi hati Tuhan.

Kemarahan bukanlah dosa, namun bisa membuat Anda lebih mudah berbuat dosa, dan memberi kesempatan kepada iblis (Efs. 4:26-27). Inilah yang dialami Kain. Saat korbannya tidak diterima, Kain terbukti tidak mampu menguasai dosa dalam kemarahannya dan malah membunuh adiknya. Melihat potensi negatif dari amarah manusia ini, wajarlah bila iblis berupaya menjerat Anda melalui kemarahan!

Bill Gothard mendefinisikan kemarahan sebagai ‘suatu sistem alarm batin yang menyingkapkan hak-hak pribadi yang tidak kita serahkan kepada Allah, atau mengambilnya kembali dari-Nya.’ Bila Anda marah, artinya ada hak-hak yang sedang direnggut dari hidup anda. Bisa saja kemarahan itu dipendam sedemikian lama sampai akarnya sulit diidentifikasi, bagai meluruskan benang yang kusut. Akibatnya hati anda tidak lembut/peka lagi untuk mendengarkan suara Tuhan dan merasakan hadiratNya.
Solusinya, mintalah Roh Kudus menyatakan penyebab kemarahanmu. Biarkan Ia meredakan kegeraman hatimu (Ams. 15:1a). Serahkan hak-hak yang masih Anda pegang dengan erat kepada Tuhan. Biarkan RohNya memberikan hati yang baru (Yeh. 36:26-27). Amin.

Ps Ivan F. Clement
Originally published in Weekly Bulletin, April 27, 2008

Wednesday, April 23, 2008

Tetap Tinggal di Dalam Dia

“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7)

Dalam Yohanes 15 disebutkan bahwa Tuhan Yesus adalah pokok anggur dan kitalah ranting-rantingnya. Artinya, Tuhan Yesus adalah sumber kehidupan kita. Segala yang baik mengalir dari Dia, apa yang kita butuhkan akan kita peroleh dari Dia. Banyak orang mencari-cari rahasia kehidupan yang berbuah (produktif) dan rahasia kehidupan doa yang berkuasa. Mereka mengikuti berbagai seminar dan kebaktian kebangunan rohani di luar negeri, dan mengikuti hamba-hamba Tuhan yang terkenal. Namun ternyata segalanya begitu sederhana: tetaplah melekat pada Dia.

Makna “tinggal di dalam Dia.” Kata “tinggal” berarti tetap pada posisi yang sama, tidak berpindah-pindah, tetap konsisten di tempat yang sama. Apakah Anda tetap dalam persekutuan yang akrab dengan Tuhan Yesus? Apakah Anda tetap “duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa” (Maz. 91:1)? “Tinggal” berarti aktif bertindak untuk tetap tenang, beristirahat dalam persekutuan yang intim dengan Dia.

Apakah FirmanNya tinggal di dalam Anda? Jangan biarkan “firman” atau kata-kata yang bukan berasal dari Tuhan tinggal dalam hatimu. Enyahkan semua pikiran dan imajinasi yang tidak memuliakan Tuhan, jangan beri akses masuk dalam hatimu. Ketika Anda menyimpan janjiNya dalam hatimu, maka Anda tidak akan berdosa terhadap Tuhan (Maz. 119:11).

Peliharalah dalam hatimu setiap firman kebenaran yang telah didengar sebelumnya. “Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.” (1 Yohanes 2:24). Tidak ada pilihan lain. Satu-satunya jalan untuk berbuah adalah dengan tetap tinggal di dalam Dia, dan firman-Nya di dalam kita. Di luar Tuhan Yesus, kita tidak dapat berbuat apa-apa dan akan menjadi kering tanpa kehidupan. Iblis ingin Anda keluar dari persekutuan Anda dengan Tuhan, sehingga Anda tidak bisa berbuah lebat dan Bapa tidak dipermuliakan. Ketika kita tetap melekat pada sumber kehidupan, maka apapun yang kita kerjakan akan berhasil.


Ps Ivan F. Clement


Originaly published in Weekly Bulletin, April 20, 2008

Tertanam Dalam Gereja Lokal

“Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” (2 Timotius 2:22)

Menjauhi godaan dosa dan mengejar apa yang baik ternyata harus dilengkapi dengan satu hal yang penting: hidup bersama dalam komunitas yang tepat. Bentuk nyata dari hidup “bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” adalah tertanam dalam Gereja Lokal. Seringkali sangat mudah berpikir bahwa kita bisa hidup sendiri, mandiri dari bantuan orang lain. Namun kehidupan yang berubah dan berbuah sesuai rancangan Tuhan adalah sebuah kehidupan yang dijalani dalam komunitas rohani.

Komunitas ini adalah sebuah kelompok yang tertanam. Pesan dari 1 Petrus 5:2 bagi para pemimpin rohani adalah: “gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu…” Artinya, gembala tidak bertanggung jawab untuk memelihara semua kawanan yang ada di dunia ini, tapi gembala bertugas memelihara kawanan domba Tuhan yang ada padanya. Tidak ada domba yang berpindah-pindah kawanan. Seekor domba hidup dan dibesarkan dalam sebuah kawanan yang tetap. Dengan kata lain, setiap kita perlu tertanam dan berada dalam suatu kawanan domba yang jelas.

Komunitas ini adalah kelompok yang aman dan diberkati. Musuh kita iblis adalah bagaikan singa (1 Pet. 5:8) yang mengincar Anda sebagai dombaNya. Namun Tuhan Yesus sebagai gembala yang baik dan juga para pemimpin Anda bertugas mengamankan Anda dari bahaya. “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya…” (Ibrani 13:17) Selain itu, komunitas yang hidup dengan rukun dan bersehati adalah komunitas yang diberkati. “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! …Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” (Mazmur 133: 1,3).

Komunitas ini adalah tempat Anda bertumbuh dengan subur. “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita…” (Mazmur 92: 13-16). Mari tertanam di dalam Gereja Lokal!


Ps Ivan F. Clement


Originally published in Weekly Bulletin, February 2008

Tempat Pertama Dalam Hidup Anda

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)

Ada begitu banyak hal datang silih berganti dalam hidup ini yang berusaha menyita perhatian kita. Keluarga, pekerjaan, hubungan, kesehatan bahkan pelayanan seringkali nampak begitu urgent dan mendesak, sehingga hal yang utama tidak lagi ditempatkan di tempat yang pertama. Kita hidup hanya sekali, dengan waktu yang serba terbatas. Hari demi hari dapat berlalu begitu cepat, dan tanpa disadari apa yang kita ingin utamakan ternyata telah berada di tempat yang tidak seharusnya.

Prioritas Utama Kita. Firman Tuhan mengajarkan bahwa prioritas utama dalam hidup adalah Kerajaan Allah dan kebenarannya. Mendahulukan “Kerajaan Allah” berarti tunduk di bawah pemerintahan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Sedangkan “kebenarannya” menurut Amplified Bible berarti “caraNya bekerja dan caraNya untuk hidup benar.” Mari perhatikan hal yang ada di tempat pertama dalam hidup Anda. Mari ambil keputusan untuk menempatkan hal yang utama di tempat yang pertama. Bukan berarti Tuhan tidak mau Anda menganggap penting hal-hal lainnya, namun Ia ingin ditempatkan di tempat pertama dalam hidup Anda.

Nomor Satu Dalam Hidup Anda. Setiap orang memiliki empat sumber daya dalam hidupnya: waktu, tenaga, bakat, dan uang. Mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya berarti mendahulukan Tuhan dalam empat sumber daya ini. Mulailah hari-hari Anda dengan mencari Tuhan terlebih dahulu, bukan melakukan hal-hal lainnya. Berikan tenaga Anda terlebih dahulu pada kepentingan kerajaanNya. Tempatkan Kerajaan dan kebenaranNya di tempat pertama dalam bakat Anda. Berikan perpuluhan terlebih dahulu kepada Tuhan, sebelum Anda memakai uang Anda untuk berbagai kebutuhan yang ada.

Janji Tuhan Bagi Anda. Banyak orang di dunia ini mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya (baca Matius 6: 24-34), dan mereka tidak bisa mengalami kehidupan kerajaan, berkat kerajaan, kuasa kerajaan, dan anugerah kerajaan. Mengapa? Karena untuk dapat mengalami KerajaanNya, mereka perlu memilih prioritas yang baru: Kerajaan Allah dan kebenaranNya. Jika Anda mendahulukan Tuhan, maka semua yang dicari-cari orang lain itu akan ditambahkan dalam hidup Anda. Inilah rahasia peningkatan dan pertambahan dalam hidup: mendahulukan kerajaanNya.


Ps Ivan F. Clement


Originally published at Weekly Bulletin, April 13, 2008

Tidak Akan Dikuasai Lagi Oleh Dosa

“Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” (Roma 6:14)

“Sebab KAMU TIDAK AKAN DIKUASAI LAGI OLEH DOSA…” adalah berita baik yang ingin saya sampaikan kepada Anda! Inilah rencana Bapa, yaitu melalui pengorbanan AnakNya di kayu salib, kuasa dosa atas Anda dihancurkan.

Renungkan ayat berikut ini:
“Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, SUPAYA TUBUH DOSA KITA HILANG KUASAnya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” (Roma 6:5-6)

Pada waktu kita percaya pada Yesus sebagai Juruselamat kita, manusia lama kita telah turut disalibkan dan mati bersama Yesus (Rom. 6:3-4; Kolose 2:12; 3:3). Ini berarti bahwa saat Yesus mati di kayu salib, tubuh dosa kita pun mati; akibatnya tubuh dosa kita hilang kuasanya. Karena itu, kita tidak perlu menghambakan diri lagi kepada dosa!

Selain itu, saat Yesus dibangkitkan dari antara orang mati, maka kitapun dibangkitkan bersama Dia. Kita memiliki kehidupan yang baru dalam roh (manusia batiniah) kita, sehingga oleh Roh Kudus kita dapat melatih, mendisiplin tubuh kita dan menguasainya seluruhnya untuk berjalan dalam kekudusan. Paulus mengatakan, “Aku melatih tubuhku dan menguasainya SELURUHnya…” (1 Kor. 9:27).

Bagi Anda yang sedang ‘bergumul’ untuk bebas dari kebiasaan buruk atau ketergantungan dengan apapun, renungkan firman ini dan terimalah sebagai suatu kebenaran dan fakta dalam pikiran dan hatimu. Saat sedang belajar melatih dan menguasai tubuh untuk berjalan dalam kekudusan, mungkin Anda merasa tubuh dosa Anda begitu kuat melawan Anda—karena mungkin selama ini Anda tidak ‘menantang’ kekuasaannya—dan Anda merasa roh anda begitu lemah. Berdirilah atas kebenaran ini, dan mulailah belajar menguasai tubuh anda SELURUHnya. Anda dapat berkata bersama dengan Paulus, “…Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (Roma 7:24-25)


Ps Ivan F. Clement


Originally published at Weekly Bulletin, April 13, 2008

Ukuran

“Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Janganlah kamu menghukum….ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi…Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Lukas 6:37-38)

Suka atau tidak suka, Tuhan menetapkan bahwa hidup kita akan selalu diukur berdasarkan ukuran yang kita ukurkan pada orang lain. Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita semua akan diukur dalam empat hal: penghakiman, penghukuman, pengampunan dan memberi. Untuk memudahkan kita selalu mengingatnya, anggaplah Tuhan memberikan empat ‘rekening bank’ beserta buku tabungannya pada kita.

Rekening dan buku tabungan yang pertama adalah penghakiman. Tuhan mau ‘rekening’ yang satu ini tetap nol dan tidak bertambah. Bila kita mengukurkan penghakiman pada orang lain, maka account penghakiman kita akan bertambah, dan ukuran yang sama akan diukurkan pada kita. Mengenai penghakiman Tuhan Yesus berkata, “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi” (Mat. 7:1). Cek buku tabungan penghakiman Anda. Apakah tetap kosong? Atau semakin bertambah?

Buku tabungan yang kedua adalah penghukuman. Hanya Tuhan yang berhak menghukum, bukan kita. Seperti halnya dengan ‘rekening’ penghakiman, ‘rekening’ yang satu ini juga harus tetap kosong. Bila kita mengukurkan penghukuman pada orang lain, maka account penghakiman kita akan bertambah, dan ukuran yang sama akan diukurkan pada kita.

Pengampunan adalah buku tabungan kita yang ketiga. Berlawanan dengan penghakiman dan penghukuman, Tuhan ingin agar kita selalu mengampuni (Kol.3:23). Bahkan dengan tegas Tuhan Yesus mengatakan bahwa bila kita tidak mengampuni orang lain maka Bapa juga tidak mengampuni kita. Bagaimana dengan account Anda yang satu ini? Semakin banyak Anda mengukurkan pengampunan pada orang lain, semakin banyak pula pengampunan yang diukurkan pada Anda. Begitu pula sebaliknya.

Yang terakhir adalah memberi. Semakin banyak Anda memberi, maka semakin banyak ukuran yang Anda terima. Sebaliknya, bila Anda semakin sedikit memberi (bahkan jarang atau tidak pernah), maka ukuran yang sama akan diukurkan pada Anda. Kapankah terakhir kali Anda memeriksa keempat rekening Anda ini? Bila Anda dihakimi dan dihukum, jangan membalas. Bila Anda disakiti, ampunilah. Bila memiliki berkat dan kesempatan, berkatilah orang lain. Karena ukuran yang sama akan diukurkan pada Anda!


Ps Ivan F. Clement


Originally published at Weekly Bulletin, April 6, 2008

Hidup Tanpa Perasaan Bersalah

“Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka…
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”
(2 Korintus 5: 19, 21)

Pernahkah Anda mengalami masalah yang merenggangkan hubungan Anda dengan seseorang? Hutang dan janji yang belum dipenuhi, serta tindakan yang menimbulkan kekecewaan—ada banyak hal lagi yang bisa menyebabkannya. Tahukah Anda bahwa dosa membuat Anda putus hubungan dengan Tuhan? Tanpa perlu diberitahu, sanubari terdalam Anda menyadarinya: Tuhan adalah pribadi yang jauh. Anda membutuhkan pertolonganNya, namun Anda tahu ada sesuatu yang membuat Anda tak bisa dekat denganNya. ‘Sesuatu’ itu adalah dosa. Puji Tuhan, pengorbanan Yesus di kayu salib mengubah semua itu.

PengorbananNya membawa rekonsiliasi. Bapa tidak lagi memperhitungkan pelanggaran kita. Bapa tidak lagi marah pada kita. Dia meniadakan penghalang hubungan Anda dengan dia (yaitu dosa) melalui pengorbanan Kristus. Inilah berita sukacita. Dosa-dosa kita sudah diampuni. Iblis, musuh kita, ingin Anda tidak menyadari kebenaran ini. Ia akan terus menuduh Anda. Namun kehidupan yang merdeka adalah kehidupan yang bebas dari perasaan bersalah. Hanya ada satu hal yang bisa membuat kita dibenarkan: pengampunan oleh kuasa darah Tuhan Yesus.

PengorbananNya membuat kita memiliki pesan bagi dunia. Tertindih oleh perasaan bersalah adalah sebuah beban yang sangat berat. Dan tidak ada kelegaan yang lebih besar daripada ketika Anda dibebaskan oleh kuasa darahNya. Tuhan ingin Anda membagikan semua ini kepada banyak orang. Ia bahkan mempercayakan pelayanan (ministry) dan pesan (message) mengenai hal ini kepada setiap kita (2 Korintus 5: 18, 19). Inilah pelayanan kita: membawa setiap orang mendengar bahwa pengorbanan Yesus telah memperdamaikan mereka dengan Bapa. Inilah pesan kita: dunia tidak perlu lagi hidup dalam perasaan bersalah. Sudah ada pengorbanan yang dapat menghapus dosa: kita bisa hidup dengan sukacita, tanpa perasaan bersalah!

PengorbananNya membuat kita dibenarkan. Orang-orang benar berani seperti singa muda (Amsal 28:1), dan bila yakin berdoa, maka doanya sangat berkuasa (Yakobus 5:16). Anda bukan lagi orang berdosa. Anda adalah orang benar. Selamat Paskah!



Ps Ivan F. Clement


Originally published at Weekly Bulletin, March 23, 2008

Sesuatu Tersedia di Depan Anda

“Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia!”
(Mazmur 31:20)

Saat ini ada begitu banyak orang tidak berani menatap masa depan mereka. Semua begitu kabur dan suram. Sadar atau tidak mereka percaya bahwa ada lebih banyak hal buruk daripada hal baik yang akan terjadi pada mereka. Namun Tuhan memberikan suatu hal yang begitu berbeda: Dia mempersiapkan kebaikan yang berlimpah bagi orang yang takut akan Dia, dan bagi yang berlindung padaNya. Ia suka menunjukkan kebaikan yang berlimpah untuk kita di hadapan orang-orang lain. Mari angkat wajah Anda dan tatap sesuatu yang tersedia di depan Anda: bukan masa depan yang suram, tapi kebaikan yang melimpah.

Dia merencanakan kebaikan. Masih ingat apa yang Yusuf katakan pada saat Tuhan sudah mengangkat dia menjadi perdana menteri Mesir? “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kejadian 50:20) Iblis merancang kejahatan dalam hidup Anda, namun Tuhan merancang kebaikan. Kebaikan dan anugerahNya jauh lebih berkuasa dari segala kemalangan yang terjadi dalam hidup Anda. Sesuatu tersedia di depan Anda, yaitu rancangan kebaikan dari Tuhan.

Mengalami happy ending dari Tuhan. “Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.” (Yakobus 5:11) Ayub mengalami ujian yang luar biasa, namun ia mengalami “akhir yang disediakan Tuhan”, yaitu sebuah akhir yang penuh dengan kemenangan. Anda juga memiliki sebuah “akhir yang disediakan Tuhan”, karena Tuhan yang Anda sembah adalah Tuhan yang “maha penyayang dan penuh belas kasihan”. Jangan menyerah, jangan berhenti percaya dan setia. Ada happy ending yang berkemenangan tersedia di depan Anda.


Ps. Ivan F. Clement


Originally published at Weekly Bulletin, March 16, 2008

Hidup Rendah Hati Di Hadapan Tuhan

“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8)

Tuhan hanya menginginkan tiga hal dari hidup kita: berlaku adil (do the right things), mencintai kesetiaan (berjalan di dalam kasih) dan hidup dengan rendah hati di hadapanNya. Pada ayat-ayat sebelumnya, nabi Mikha mencatat keluhan Tuhan mengenai bangsa Israel (ayat 2). Tuhan ingin bangsa Israel kembali pada kehidupan yang rendah hati di hadapanNya, dan uniknya ia mengingatkan bangsa Israel pada tiga kejadian yang pernah terjadi dalam sejarah leluhur Israel sebelumnya. Tiga kisah ini menunjukkan tiga alasan mengapa kita perlu belajar hidup rendah hati di hadapanNya.

Pertama, Tuhan mengingatkan bahwa Ia telah menebus kita dari perbudakan dosa (ayat 4). Dahulu kita adalah budak dosa yang ditebus hanya oleh belas kasih Tuhan. Jangan lupakan asal usul kita, remember where you came from.

Kedua, Tuhan mengingatkan bahwa ada banyak hal yang bisa terjadi di luar kendali kita (ayat 5). Saat bangsa Israel ada di padang gurun, raja Balak dari Moab membayar nabi Bileam untuk mengutuk Israel sampai 3 kali, namun yang terjadi adalah Tuhan menaruh kata-kata berkat sehingga Bileam terus menerus memberkati Israel. Semua ini terjadi tanpa sepengetahuan Israel. Jika kita hidup sehat dan diberkati, ingatlah bahwa sebenarnya ada banyak hal yang dilakukan musuh di luar kontrol kita, namun Tuhan masih melindungi dan memberkati kita.

Terakhir, Tuhan mengingatkan bahwa hanya Dia yang mampu membebaskan kita dari masa lalu dan membawa kita masuk ke masa depan kita (ayat 5). Itulah yang terjadi di Sitim dan Gilgal. Di Sitim, bangsa Israel jatuh dalam dosa dengan wanita-wanita Moab. Di Gilgal, Tuhan membersihkan semua noda dosa masa lalu melalui sunat dan perayaan Paskah. Di Gilgal pula Tuhan mempersiapkan Yosua menyeberang sungai Yordan untuk masuk ke dalam masa depan mereka. Mari hidup dalam kerendahan hati di hadapanNya.


Ps. Ivan F. Clement


Originally published at Weekly Bulletin, March 3, 2008

Hidup Karena Anugerah

“Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.” (1 Korintus 15:10)

Ada tiga hal yang sangat memberkati saya dari ayat ini. Yang pertama, kita adalah sebagaimana kita ada karena kasih karunia atau anugerah Tuhan. Ketika kita sadar bahwa keberadaan, keadaan, bahkan kelangsungan hidup kita itu karena anugerah, semuanya berubah. Tidak lagi kita mengandalkan kekuatan sendiri atau menyombongkan diri, karena semuanya itu anugerah. Tidak lagi kita terlalu lama marah karena orang lain menghambat atau mau mencelakakan kita, karena kita tahu bahwa kebahagiaan kita tidak ditentukan oleh manusia atau situasi apapun. Tidak lagi kita membenci diri sendiri, karena semuanya adalah anugerah.

Hal kedua, kita bisa tidak menyia-nyiakan kasih karunia dari Tuhan. Banyak orang mengubur talentanya, dan membuang kesempatan yang Tuhan beri. Kita semua bisa saja menyia-nyiakan anugerah Tuhan, tapi kita juga bisa menghargai dan memanfaatkannya dengan sungguh. Mungkin kita tidak menyadari anugerah Tuhan dalam hidup kita, seperti janda di Sarfat. Nabi Elisa bertanya, ”Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.” Janda itu menjawab, "Hambamu ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak." (2 Raja-Raja 4:2) Jangan pandang enteng pada apa yang ada di tangan kita. Di tanganNya, segalanya adakan menjadi berlipatganda.

Yang terakhir, kasih karunia menjadikan kita lebih produktif. Banyak orang berasumsi bahwa hidup oleh anugerah itu artinya selalu diberi kemudahan. Namun di sini kita juga belajar bahwa anugerah itu justru memampukan kita bekerja lebih keras lagi. AnugerahNya memberikan energi ilahi, fresh anointing, ide-ide cemerlang, dan kekuatan untuk hidup lebih produktif bagi kerajaan Tuhan. Anugerah tidak diberi supaya kita menjadi malas, namun agar kita lebih giat bekerja. Namun jangan lupa, itu semua bukannya oleh kuat dan gagah kita, namun karena kasih karunia. Mari hidup dalam anugerahNya.


Ps. Ivan F. Clement


Originally published at Weekly Bulletin, February 24, 2008

Visi Pelayanan Seniors for Christ

“Juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.” (Mazmur 71:18)

Mulai sekitar tahun 2003, Tuhan menaruhkan dalam hati kami untuk menjangkau para Senior (usia 50-80) bagi Kristus. Walau pelayanan ini baru terealisasi pada tahun 2006, kami melihat bahwa pelayanan ini mulai mendapat tempat di hati para Senior yang kami layani. Kerinduan kami adalah pelayanan ini akan menjangkau ribuan (bahkan lebih lagi) Senior bagi kerajaan Tuhan.

Banyak orang merasa bahwa jika saya sudah berusia tua maka saya sudah tidak bisa melakukan apa-apa bagi Tuhan. Banyak Senior yang merasa sendirian, lemah dan berhenti bersemangat dalam hidup. Namun Mazmur 71:18, yang adalah ayat kunci dari pelayanan Seniors for Christ, menyatakan bahwa Tuhan punya rencana agar para Senior dapat memberitakan kuasa Tuhan pada generasi ini, dan bahkan juga pada generasi yang akan datang! Haleluya! Tuhan memakai Musa pada usia 80 tahun, dan ia meninggal pada usia 120 tahun tanpa menjadi lemah sedikitpun. Kaleb tidak kurang kekuatannya meski ia berusia 80 tahun, dan ia menikmati milik pusakanya di usia tua. Roh Tuhan juga akan memberi mimpi bagi orang-orang tua (Kis. 2:17).
Generasi ini (dan generasi yang akan datang) memerlukan berita sukacita Injil Kristus. Dengan berani kami menyampaikan bahwa Tuhan masih memakai orang-orang tua, para Senior yang diurapi untuk memberitakan keperkasaanNya.

Kami rindu hal ini terjadi melalui pelayanan Seniors for Christ, yang saat ini diadakan setiap bulan. Mari kita bersama menangkap visi ini, dan melakukan perkara-perkara besar bagi kerajaanNya. Amin!


Ps. Ivan F. Clement


Originally published at SFC Bulletin, February 23, 2008

A New Season

Yesus berkata pula kepada orang banyak: ‘Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?” (Matius 12: 54-56)

Tuhan bekerja berdasarkan season atau musim. Ada beberapa spiritual seasons yang sudah kita lewati selama tahun 2007 lalu, seperti masa pelipatgandaan, peperangan rohani, dan konsolidasi. Semuanya tidak diawali dengan hebatnya perencanaan dari leadership team atau ketajaman strategi kami, namun Roh Kudus setiap kali memberitahu dan membukakan mata kami para leaders bahwa musim telah berganti. Kami hanya mengikuti dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Tidak ada orang yang memandang heran ketika kita selalu siap dengan payung pada musim hujan. Bagaimana dengan musim secara rohani? Tidakkah kita juga perlu mempersiapkan diri juga?

Enter in with Thanksgiving
Dua minggu lalu Tuhan menaruhkan dalam hati saya bahwa kita sedang memasuki suatu musim yang baru, yaitu musim di mana kita bisa mengharapkan berkat Tuhan mengalir dalam semua aspek hidup kita. Kita bisa mempersiapkan diri masuk ke dalam musim ini dengan cara membiasakan diri untuk mengucap syukur sebagai bagian dari gaya hidup kita.
“Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.” (Filipi 1:3-4) Setiap kali kita mengingat seseorang atau sesuatu, ketimbang menggerutu dan marah, naikkan syukur dan doa mengenai hal itu kepada Tuhan. Ucapan syukur tidak dapat dilepaskan dari mujizat (lihat Yoh. 6:23) dan keutuhan hidup atau wholeness. Syukur juga membawa Anda masuk ke dalam hadirat Tuhan (Mazmur 100:4). Ucapan syukur akan membawa Anda masuk ke dalam musim yang baru ini. Let’s enter in with thanksgiving!


Ps. Ivan F. Clement

Originally published at Weekly Bulletin, Fenruary 17, 2008

Jadwal Kegiatan

Ibadah Minggu (Pkl. 16.00—18.00 wib)
Wisma Dharmala Sakti, ruang Excellencia
Jl. Jend. Sudirman Kav. 32, Jakarta
(tersedia Pelayanan Sekolah Minggu bagi anak-anak Anda)

Komunitas Sel: Kampung Melayu (Senin, pkl. 18.00 wib)
Info: Ibu Annelce (021-94474053)

Tuesday Bible Study, pkl. 17.30 wib
Info: Mulyadi Markus (0813-10010489)

Komunitas Sel: Tanah Abang (Setiap Rabu, pkl. 19.00)
Info: Nona Patandingan (021-93640367)

Komunitas Sel: Menteng Sukabumi (Kamis, pkl 19.00)
Info: Herman Marantika (021-91364184)

Komunitas Sel: Palbatu (Jumat, pkl. 18.00 wib)
Info: Ibu Annelce Patandingan (021-94474053)

Life Group: Cikarang. Info: Ivan (021-68685264)

Life Group: Depok (Jumat, pkl. 15.00 wib)
Info: Rina Sitanggang (021-71130504)

Prayer Meeting (Sabtu), Info: Palupi (021-99433655)

Worship Team Cell Group
Info: Vivi (021-91791874), Yopie (021-94007637)

The Living Room (Sabtu, 13.00-15.00 WIB)

Sekilas Mengenai Lion of Judah

Lion of Judah didirikan sebagai persekutuan doa yang bersifat interdenominasi pada tahun 1995.

Pelayanan ini dimulai dengan menjangkau orang muda melalui kreativitas dan pemulihan oleh kuasa Roh Kudus. Sejak tahun 1999, pelayanan ini mulai menjangkau orang tua dan keluarga-keluarga.

Saat ini, LJ menjadi suatu wadah pertumbuhan rohani dalam bentuk gereja lokal, dengan bergabung dengan City Blessing Churches pada bulan Juni 2006.