Wednesday, April 23, 2008

Hidup Rendah Hati Di Hadapan Tuhan

“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8)

Tuhan hanya menginginkan tiga hal dari hidup kita: berlaku adil (do the right things), mencintai kesetiaan (berjalan di dalam kasih) dan hidup dengan rendah hati di hadapanNya. Pada ayat-ayat sebelumnya, nabi Mikha mencatat keluhan Tuhan mengenai bangsa Israel (ayat 2). Tuhan ingin bangsa Israel kembali pada kehidupan yang rendah hati di hadapanNya, dan uniknya ia mengingatkan bangsa Israel pada tiga kejadian yang pernah terjadi dalam sejarah leluhur Israel sebelumnya. Tiga kisah ini menunjukkan tiga alasan mengapa kita perlu belajar hidup rendah hati di hadapanNya.

Pertama, Tuhan mengingatkan bahwa Ia telah menebus kita dari perbudakan dosa (ayat 4). Dahulu kita adalah budak dosa yang ditebus hanya oleh belas kasih Tuhan. Jangan lupakan asal usul kita, remember where you came from.

Kedua, Tuhan mengingatkan bahwa ada banyak hal yang bisa terjadi di luar kendali kita (ayat 5). Saat bangsa Israel ada di padang gurun, raja Balak dari Moab membayar nabi Bileam untuk mengutuk Israel sampai 3 kali, namun yang terjadi adalah Tuhan menaruh kata-kata berkat sehingga Bileam terus menerus memberkati Israel. Semua ini terjadi tanpa sepengetahuan Israel. Jika kita hidup sehat dan diberkati, ingatlah bahwa sebenarnya ada banyak hal yang dilakukan musuh di luar kontrol kita, namun Tuhan masih melindungi dan memberkati kita.

Terakhir, Tuhan mengingatkan bahwa hanya Dia yang mampu membebaskan kita dari masa lalu dan membawa kita masuk ke masa depan kita (ayat 5). Itulah yang terjadi di Sitim dan Gilgal. Di Sitim, bangsa Israel jatuh dalam dosa dengan wanita-wanita Moab. Di Gilgal, Tuhan membersihkan semua noda dosa masa lalu melalui sunat dan perayaan Paskah. Di Gilgal pula Tuhan mempersiapkan Yosua menyeberang sungai Yordan untuk masuk ke dalam masa depan mereka. Mari hidup dalam kerendahan hati di hadapanNya.


Ps. Ivan F. Clement


Originally published at Weekly Bulletin, March 3, 2008

No comments: